Baru-baru ini, Ghost Parade baru saja di undang di salah satu acara Metro TV yang bertajuk “Kini Indonesia”. Disini Founder Ghost Parade sekaligus CEO Lentera Nusantara Azizah Assattari bersama Director Lentera Nusantara Wahyu Agung Pramudito berkesempatan menjelaskan perjalanan Ghost Parade dari awal dibentuk hingga akhir nya berhasil menembus pasar dunia bersama Aksys Games.
“Di sana banyak hantu. Kalau kita sih menyebutnya lelembut, siluman, dan makhluk-makhluk lain. Ada juga hewan-hewan hutan,” kata Azizah dalam program Kini Indonesia di Metro TV.
Dalam perjalanannya, Ghost parade mengangkat tema melindungi hutan dari kerusakan yang dilakukan oleh manusia-manusia jahat, dan justru para hantu yang terusir karena hutan tempat tinggalnya dirusak.
Hadir pula kepala dari Badan Ekonomi Kreatif Nasional (BEKRAF), Bapak Triawan Munaf. Beliau mengatakan pasar game di Indonesia cukup menjanjikan. Di Indonesia saja, jumlah gamers mencapai 43,7 juta orang. Angka tersebut berpotensi memberikan penghasilan hingga Rp11,9 triliun pada 2017 lalu.
disini peran serta pemerintah berjalan agar nantinya Indonesia tidak hanya menjadi konsumen, namun juga bisa menjadi produsen game-game kelas dunia.
Diperlukan berbagai upaya ekstra agar game lokal mampu menguasai pasar Indonesia, bahkan dunia. “Itu adalah tujan kita agar market di Indoensia bisa diisi oleh game lokal. Sekarang masih 1 persen,” kata Triawan.
Oleh karena itu, Triawan menyebutkan pemerintah akan membantu mengembangkan sektor game Indonesia, di antaranya melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat Indonesia
Ghost Parade sendiri sudah dimulai sejak 2015. Awalnya, Ghost Parade merupakan ide untuk sebuah film animasi yang akhirnya berubah menjadi video game.
Director Lentera Nusantara Wahyu Agung Pramudito menjelaskan, Ghost Parade mulai mengikuti berbagai event internasional, awalnya di Singapura pada 2015, dan berlanjut hingga ke Jerman dan Amerika.
“Di sana kita bertemu dengan mentor yang sudah 25 tahun berkutat di game. Kita dapat banyak bantuan. Awalnya, kita bikin riset, game sederhana dan tidak sebagus yang sekarang. Saat dia lihat, dia memberikan banyak masukan,” kata Wahyu